Kamis, 21 Oktober 2010

NYANYIAN MENYIKSA

Nyanyian Menyiksa



Awalnya semua terasa menyejukkanku
Riang, tawa bahkan gelak mengisi hariku selalu
Tak jarang candamu yang nakalpun menghiasi semuanya
Terasa begitu ramai dan bermakna

Perhatianmu menyelimutiku menghabiskan malam
Bayangmu menari diindahnya mimpi kelam
Senyummu pun tak lekang dari setiap kedipku
Ah … terasa ada yang beradu dan padu

Hati ini bagaikan berirama lagu
Tiada henti selalu bernyanyi indah nan merdu
Nyanyian yang melenakan rasa
Lagu yang menghipnotis kalbu

Kesadaranku terhenyak
Selimut itu menjerat kalbuku menjadi isak
Bayangmu nan indah menyiksa hatiku
Senyumpun terasa hambar menyapaku

Ku sadar aku aku hanya pecundang
Yang tak pantas mendapatkan nyanyian…
Yang hanya ada ketika berada
Yang tak bermakna kala semua ada

Yah akulah pecundang
Yang tak berhak menerima senyum, bayang dan apalagi namanya
Yang selalu seperti onggokan sisa dari ceritamu
Sisa dari cerita yang tak layak dikenang

Terima kasih untukmu
Dariku sang pecundang….
AKU ADA

A
ku hanya serpihan kehidupan yang tiada arti
Tak ada satupun yang coba menghargai
Aku seakan ada tapi tak nampak
Tidak juga bagimu yang dekat

S
esak dan penat hanya mengisi dada ini
Seperti berjejalnya masalah yang kuhadapi
Tak tahulah aku ini
Aku hanya pelengkap cerita kamu dan yang lainnya

A
dakah yang mau membagi rasa denganku
Adakah yang sudi mengurangi sesak ini
Adakah yang rela membagi cerita denganku
Ah itu hanya khayalku saja

K
amu andai kau tahu
Ada sejumput peluhku yang berguna
Ada segumpal hatiku yang menyimpan cerita
Ada setoreh kalbu yang menyimpan wajahmu

T
api sepertinya peluhku tak berarti
Kamu tak mengerti, atau aku yang ego
Rasa tak kamu rasakan
Dekatku terasa jauh untukmu

T
uhan ………….inikah aku
Aku yang memang tidak diharapkan
Aku yang pergipun tak berbekas
Tapi itulah aku, yang adapun laksana tak ada

T
erima kasih untukmu, untuk segalanya
Terima kasih
Kusimpuhkan kakiku agar kamu tahu
Aku ada ……

Terima kasih.